Selasa, 10 Mei 2016

Teori Organisasi Umum 2

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini banyak perusahaan yang mengalami kerugian dengan diberlakukannya sistem Managed Care. Namun, sistem managed care ini dirasakan telah memberikan dampak yang signifikan dalam berjalannya bisnis proses di beberapa perusahaan.
Dalam konsep dasar asuransi, asuransi adalah berlaku hukum jumlah besar, makin besar jumlah peserta makin besar risiko yang dapat diedukasi. Jumlah peserta sangat tergantung dari permintaan akan asuransi kesehatan, semakin besar permintaan, maka peserta asuransi akan bertambah (Murti B, 2000). Sehingga banyak perusahaan yang merubah sistem “Managed Care” menjadi “Indemnity Care” karena di anggap dapat menekan biaya kesehatan dengan sistem plafon yang dapat mengurangi beban biaya asuransi kesehatan.



Perumusan Masalah
Pergantian sistem Managed Care menjadi Indemnity dapat menciptakan beberapa polemik dan masalah tersendiri dalam sebuah organisasi. Organisasi yang besar biasanya memiliki desain organisasi, menurut Jay Galbraith (2007) desain organisasi adalah landasan atau fondasi untuk suatu yang dikendalikan oleh manajemen untuk mempengaruhi karyawannya. Sehingga dalam sistem penyampaian sosialisasi perubahan dari Managed Care ke Indemnity, organisasi sangat berperan dalam pengendalian reaksi setiap individu yang secara garis besar jika sosialisasi yang di sampaikan tidak tepat sasaran baik dari segi elemen waktu, dan individu, maka akan menimbulkan kesalahan informasi dan perbedaan pendapat terhadap cara pandangan dalam sistem perubahan managed care ke Indemnity. Dan kemungkinan lebih parahnya akan menimbulkan beberapa reaksi yang menunjukan penolakan.


Tujuan
Tujuan pembahasan ini adalah :
Menentukan cara komunikasi yang baik untuk melakukan perubahan sistem asuransi dari managed care ke Indemnity.
Memahami perbedaan antara sistem managed care dan indemnity




BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Asuransi
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis di mana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lainsebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian – kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. Dalam bahasa inggris kata asuransi disebut “Insurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi (Kasmir 2002:276).
Di Indonesia, asuransi dalam Undang – Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. 17 Badan yang menyalurkan risiko disebut “tertanggung”, dan badan yang menerima risiko disebut “penanggung”. Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan. Ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh “tertanggung” kepada “penanggung” untuk risiko yang ditanggung disebut “premi”. Ini biasanya ditentukan oleh “penanggung” untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan. Dalam perjanjian asuransi disebutkan syarat-syarat, hak-hak, kewajiban masing-masing pihak, jumlah uang yang akan diasuransikan, dan jangka waktu asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi resiko, maka pihak asuransi akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dan ditandatangani bersama sebelumnya.

Manage Care
Manage Care merupakan suatu sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang disusun berdasarkan jumlah anggota yang terdaftar dengan kontrol mulai dari perencanaan pelayanan serta meliputi ketentuan :
Ada kontrak dengan penyelenggara pelayanan kesehatan untuk pelayanan yang komprehensif.
Penekanan agar pserta tetap sehat sehingga utlitai berkurang.
Unit layanan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan .
Ada program peningkatan mutu layanan.
Ciri-ciri Manage Care, sebagai berikut :
Kontrol utiliasi yang ketat sesuai mekanisme kontrak.
Monitoring dan kontrol pelayanan yang diberikan.
Memakai dokter umum dan tenaga medik lainnya unuk mengelola pasien.
Menciptakan layanan kesehatan yng sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.
Ada program perbaikan kualitas.
Sistem reimburse yang membuat sarana pelayanan kesehatan dapat mempertanggungjawabkan biaya dan kualitas layanan kesehtan.
Faktor penting dalam Manage Care, antara lain :
Mengelola pembiayaan dan pemberian jasa pelayanan kesehatan.
Menggunakan teknik kendali biaya.
Membagi risiko keuangan antara provider dan badan asuransi.
Manage Care memiliki beberapa bentuk :
HMO (Health Maintenance Organization).
PPO (Preferred Provider Organization).
POS (Point of Service).
Indemnity
Program asuransi kesehatan jenis ini akan membayarkan santunan atau manfaat asuransi berdasarkan Reimbursement untuk penggantian biaya perawatan, baik biaya perawatan rumah sakit, biaya operasi, maupun biaya dokter. Keunggulan program asuransi Indemnity Plan adalah fleksibilitas di dalamnya, yakni para karyawan bisa menentukan provider baik dokter atau rumah sakit pilihannya. Selanjutnya, perusahaan asuransi jiwa akan melunasi biaya perawatan kesehatan tersebut setelah karyawan selesai mendapatkan perawatan. Program jenis ini sangat sesuai untuk karyawan dengan mobilitas tinggi, kerap meninggalkan kota asalnya, dan saat membutuhkan pelayanan kesehatan dia dapat memilih provider yang tersedia di kota tersebut.
Umumnya, program asuransi Indemnity Plan menawarkan tiga manfaat kesehatan, yaitu :
Manfaat perawatan rumah sakit (Hospital Cash Plan Benefit).
Manfaat perawatan dengan operasi (Surgical Espenses Benefit).
Manfaat perawatan oleh dokter (Physician Expenses Benefit).

Indemnity Plans pada dasarnya mengutamakan kenyamanan bagi para karyawan dalam memilih rumah sakit atau tempat perawatan yang sesuai bagi mereka. Bila aspek fleksibilitas yang menjadi pertimbangan utama, Indemnity Plans bisa menjadi pilihan yang tepat bagi sebuah perusahaan. Namun terdapat batasan pada system indemnity Plans ini misalnya, setiap tahun perusahaan hanya mengganti biaya akomodasi rawat inap hanya untuk 90 hari.
Menurut Kepala Divisi Pelayanan Kesehatan Askes Sosial PT Askes (Persero), dr. Taufik Hidayat.. “Bedanya dengan asuransi kesehatan managed care, indemnity lebih mengacu kepada sistem pembiayaannya saja, bukan kepada sistem pelayanannya. Misalnya, peserta dapat berobat ke provider mana saja, yang penting penggantian biayanya tidak melebihi ketentuan. Penggantian biaya rawat inap tidak lebih dari satu juta sehari, namun dalam satu tahun tidak boleh lebih dari 90 hari. Untuk ringan, seperti sakit flu, maag mungkin cukup, tapi kalau yang masuk ICU bagaimana, apa cukup?,” jelasnya.


Pengertian Komunikasi
Menurut Shannon dan Weaver, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tapi juga dalam bentuk ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Sedangkan menurut Everett M. Rogers, komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama lain yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian (Rogers dan Kincaid dalam Cangara, 2014:14).
Dalam kamus Longman of Contemporary English, dijelaskan bahwa kata communicate memiliki makna to make opinion, feelings, information etc, known or understood by others) yang berarti yaitu upaya untuk membuat pendapat, mengatakan perasaan, menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang lain.


Komunikasi efektif
Komunikasi akan terjadi bila ada interaksi komunikator yaitu pengirim atau pemberi informasi dengan komunikan yaitu penerima informasi serta media yang digunakan komunikator untuk menyampaikan isi dari informasi tersebut kepada komunikan.
Komunikasi dikatakan efektif atau berhasil jika tersampaikan gagasan, pemikiran ataupun perasaan yang dimaksudkan oleh komunikator dapat diterima, dimengerti dan dipahami oleh komunikan. Menurut Soejono Trimo dalam bukunya Analisis Kepemimpinan, komunikasi antara pimpinan perusahaan dengan karyawan komunikasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
Downward Communication
Downward communication yaitu koordinasi melalui rencana yang telah dibuta (by plan) yang dapat dikatakan koordinasi yaitu dapat mencapai bentuk komunikasi yang akhirnya berjalan ke bawah. Komunikasi ini bersifat satu arah dari pemimpin kepada bawahannya. Informasi yang disampaikan meliputi kebijaksanaan pimimpin, peraturan, dan ketentuan yang harus diikuti oleh seluruh karyawan perusahaan.
Upward Communication
Koordinasi melaluiumpan balik (feed back), berarti komunikasi teratur ke atas, dari bawahan kepemimpinan terutama dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis, pemimpin atau manajer sangat memerlukan input informasi yang berupa laporan, saran dari bawahan untuk dapat mengkoordinasikan seluruh kegiatan itu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
Komunikasi harus tepat waktu dan tepat sasaran.
Komunikasi harus lengkap isi informasinya.
Komunikasi harus memperhatikan situasi dan kondisi.
Dalam komunikasi tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak enak.
Harus ada persuasi dalam komunikasi.

BAB III
PEMBAHASAN
Merubah sistem asuransi menjadi Indemnity Plans
Merubah sistem asuransi mungkin adalah salah satu cara untuk mengurangi biaya asuransi untuk karyawan, sesuai pada pembahasan tentang sistem indemnity plans , maka kita bisa lihat jika perusahaan menggunakan sistem ini beban perusahaan akan berkurang , karena perusahaan akan membayar asuransi sesuai dengan tagihan kesehatan yang diberikan dari karyawan, tentunya pembiayaan ini dibatasi oleh pihak asuransi yang bersangkutan , misalnya rawat inap maksimal 90 hari, dan juga ada batas penggantian biaya.
Cara mensosialisasikan kepada karyawan
Untuk mensosialisasikan kepada karyawan menurut kami cara yang paling efektif adalah dengan cara downward communication karena komunikasi ke bawah memberikan keuntungan tertentu untuk sebuah organisasi antara lain :
Disiplin organisasi
Komunikasi ke bawah mengikuti hirarki organisasi, yang berarti bahwa disiplin organisasi dan kepatuhan anggota jauh lebih mudah untuk mempertahankan.
Efisiensi
Komunikasi ke bawah menawarkan efisiensi karena petunjuk dan informasi berasal dari sumber-sumber daya yang mampu mengkoordinasikan kegiatan dari puncak organisasi. Karyawan menerima umpan balik dari supervisor yang mengelolanya.
Komunikasi yang efektif tujuan
Manajemen atas dapat dengan mudah berkomunikasi tujuan dan menetapkan tanggung jawab mengenai pencapaian tujuan tersebut.
Kemudahan delegasi
Delegasi jauh lebih mudah jika delegasi datang langsung dari struktur komunikasi vertikal mewakili rantai komando.
komunikasi ke bawah bukan tanpa kelemahan, termasuk yang berikut:
Distorsi
Pernah memainkan game selentingan? Komunikasi ke bawah bisa menjadi terdistorsi karena berlangsung melalui beberapa tingkatan organisasi.
Umpan balik lambat
Dibutuhkan waktu untuk pesan untuk turun organisasi dan kemudian naik organisasi dan kemudian kembali lagi. Ini berarti bahwa umpan balik bisa lambat, sehingga masalah, terutama di lingkungan yang dinamis.
Masalah interpretatif
Komunikasi ke bawah menyajikan masalah penafsiran karena efek distorsi dan umpan balik lambat untuk pesan klarifikasi.




Menurut kelompok kami, cara yang paling efektif untuk mensosialisasikan perubahan dari sistem asuransi ke sistem indemnity plans yaitu dengan komunikasi formal. Komunikasi formal ini merupakan komunikasi resmi dari perusahaan untuk memberitahukan kepada karyawan mengenai perubahan dari sistem asuransi ke sistem indemnity care. Proses komunikasi yang bersifat resmi ini biasanya dilakukan di lembaga formal melalui garis perintah yang bersifat instruktif.

Agar pesan yang dimaksudkan atasan tersampaikan kepada karyawan, yaitu perusahaan harus melakukan pendekatan terhadap karyawan sebelum mengkomunikasikan atau mengumumkan kebijakan yang telah dibuat perusahaan agar sasaran atau tujuan yang diinginkan tercapai dan menghindarkan perusahaan dari kesalahan dalam mengkomunikasikan informasi. Pendekatan yang dilakukan yaitu dimulai dari pendekatan sistem yang merupakan proses untuk memahami pembuatan, pemilihan dan penyimpanan aturan baru yang akan dibuat. Lalu melakukan pendekatan budaya untuk mengetahui cara pandang karyawan dalam menerima dan memahami informasi yang dikomunikasikan kepada karyawan. Terakhir, melakukan pendekatan kritik untuk memberikan kesempatan kepada karyawan mengomentari atau menyampaikan aspirasi mereka terhadap kebijakan baru yang dibuat perusahaan demi menciptakan nilai-nilai demokrasi yang sehat dalam perusahaan.

Menurut kelompok kami, untuk proses pengkomunikasian perubahan dari sistem asuransi ke sistem idemnity care dapat dilakukan dengan proses downward communication, yaitu perusahaan mengkomunikasikan instruksi, pengarahan, pengontrolan ataupun kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan melalui tingkatan top level manager hingga ke karyawan.

Dalam gaya pengkomunikasian kebijakan perubahan dari sistem asuransi ke sistem indemnity care dapat dilakukan dengan metode penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis secara 2 arah antara karyawan dengan atasan.



BAB IV
KESIMPULAN


Metode kami dalam melakukan pendekatan ke karyawan sebelum mengkomunikasikan kebijakan baru diperkuat dengan adanya teori manajemen klasik yang disampaikan oleh Griffin dalam bukunya A First Look at Communication Theory. Hal ini dapat kita jadikan sebagai aturan main dalam mengkomunikasikan perubahan dari sistem asuransi ke sistem indemnity care kepada karyawan. Dijelaskan karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan. Dalam mengkomunikasikan informasi, diperlukan arahan dari manajemen agar apa yang dimaksudkan tersampaikan.

Melakukan pendekatan seperti yang kelompok kami sarankan juga didukung oleh teori pendekatan sistem yang disampaikan Karl Weick. Pendekatan sistem yang dimaksudnkan yaitu kita harus mengkaji terlebih dahulu dampak dari perubahan kebijkan yang dipilih perusahaan. Clifford Geertz juga menyampikan teorinya mengenai pendekatan budaya. Menurut Clifford Geertz, ahli teori dan ethnografi, pendekatan budaya dilakukan agar kita mengetahui bagaimana cara karyawan memahami dan menanggapi setelah perusahaan mengkomunikasikan kebijakannya. Menurut Stan Deetz, manajer perlu menciptakan kesehatan organisasi dan nilai-nilai demokrasi di lingkungan perusahaan, oleh karena diperlukanlah pendekatan kriti untuk menampung aspirasi karyawan agar terjadi komunikasi 2 arah, karena komunikasi yang efektif yaitu saat pesan tersampaikan dari komunikator kepada komunikan dan ditandai dengan adanya umpan balik dari komunikan kepada komunikator.

Menurut kelompok kami, untuk proses pengkomunikasian perubahan dari sistem asuransi ke sistem idemnity care dapat dilakukan dengan proses downward communication, yaitu perusahaan mengkomunikasikan instruksi, pengarahan, pengontrolan ataupun kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan melalui tingkatan top level manager hingga ke karyawan.

Kesimpulan
Setiap perubahan dalam organisasi akan berdampak pada perilaku karyawan. Perlu strategi yang tepat untuk menginformasikan perubahan sistem asuransi dari managed care ke indemnity dengan strategi yang sesuai dapat karyawan dapat menerima keputusan yang diambil perusahaan tanpa menghambat proses kerja setiap individu dalam organisasi tersebut. Pemilihan strategi komunikasi yang tepat dapat berperan sebagai komunikator cerdas dalam menyampaikan suatu pesan

Saran
Penulisan ini tidak luput dari keterbatasan-keterbatasan terutama keterbatasan waktu, kelengkapan teori dan kecukupan data. Kami sarankan peneliti berikutnya untuk dapat memperdalam penelitian ini.






DAFTAR PUSTAKA

Jerald Greenberg. 2005. Managing Behavior in Organization. Prentice hall: New Jersey.
Perilaku Dan Manajemen Organisasi jilid 1 Jhon.M.Ivancevich
Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill Companies.
Sendjaja, 1994, Teori-teori komunikasi, Universitas Terbuka
http://digilib.unila.ac.id/3216/14/BAB%20II.pdf
Downward communication definition advantages disadvantages

Tidak ada komentar:

Posting Komentar